Sri Ratu Saadong VII
GARUT/KORAN BOM
PASULUKAN Loka Gandasasmita yang berada di Kampung Parakantelu, Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, mendalami ilmu tarekat Satariyah. Tujuannya, mengakomodir adat istiadat budaya bangsa. Padepokan dibawah garis komando Rd. Arya Tumenggung H. Derajat Asysyathariy Alqadiriy atau yang beken dipanggil mama Derajat bertekad menjunjung tinggi budaya Bangsa Indonesia.
Diantaranya, melestarikan adat-istiadat budaya peninggalan leluhur/nenek moyang dari berbagai kerajaan yang tersebar di negeri tercinta ini. Tak heran, jika padepokan tersebut banyak dikunjungi kerajaan-kerajaan dari dalam dan luar negeri.
Negara Jiran Malaysia salah satunya, baru-baru ini, rombongan Kesultanan Kelantan dan Trengganu, bertandang menyaksikan secara visual keberadaan padepokan berikut barang-barang pusaka yang dimiliki Pasulukan Loka Gandasasmita.
Dalam pada itu, rombongan yang dipimpin langsung Sri Ratu Saadong VII, (Putri Klantan), kabarnya ingin menjajaki leluhur mereka yang ada di pulau Jawa yang ada kaitannya dengankerajaan/kesultanan di Malaysia.
Menurut Putri, salah satu yang menarik perhatiannya yakni peninggalan sejarah Batu Bersurat Trengganu (1303 M), tertulis Sultan Ahmad Al-Mahdadi keturunan Saidina Hasan. “ Peninggalan sejarah tersebut diakui pihak Unisco,” terangnya.
Pihaknya akan membuat kajian spesifik sejauhmana Klantan sebagai sebuah titik dalam peninggalan sejarah. Misalnya, Sultan yang memimpin di Klantan mesti menggunakan keris Majapahit.
Gali Kalender Sunda
Merasa masih keturunan Raja Galuh Sunda, dia merasa tertarik untuk mengembangkan dan melestarikan kalender sunda. Betapa tidak, Kalender Sunda mengkedepankan spiritualitas yang artinya ilmu yang menguasai alam atau heksagon alam.
Puteri mengaku sudah menggali di berbagai belahan dunia. Seperti, inggris, Belanda, dan China. Alasannya, banyak tesis yang menulis tentang kebudayaan Sunda. “ Dalam Kalender Sunda, didalamnya terdapat unsur spiritualitas tentang ilmu alam,” tandas Puteri Klantan.
Sementara menurut Rd. Arya Tumenggung H. Derajat Asysyathariy Alqadiriy, pimpinan Pasulukan Loka Gandasasmita, acara yang digelar Kamis (10/11), bertemakan agama yang berbudaya. Penyebaran agama Islam tempo dulu melalui sisi budaya. Jadi, budaya perlu dilestarikan keberadaannya.
Hadir dalam kesempatan itu, Deputi 1 Menko Polhukam, Mayjend (purn) H. Yahya Sacawiria, dari Komisi 1 DPR RI, Ketua GKN, Rey Sahetapi, Ketua DPRD Garut, H. Ahmad Bajuri, SE, beberapa raja dari kerajaan di Nusantara, DisParbud setempat, unsur Muspika, serta tamu undangan lainnya secara visual menyaaksikan seluruh rangkaian kegiatan tersebut.
Rey Sahetapi, Ketua Gerakan Kebangkitan Nusantara (GKN), mengatakan, peninggalan sejarah seperti Pusaka dan Pustaka milik kerajaan yang berada di Indonesia kini banyak dicuri Negara Eropa dan Belanda. Hal tersebut diketahui dari banyaknya laporan dari para sejarawan dan budayawan Indonesia.
Diera globalisasi, pihaknya tengah berusaha untuk mengembalikan barang sejarah itu. Caranya melakukan pendekatan melalui budaya, bekerjasama dengan organisasi lain seperti PBB dan kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Menurutnya, ada salah satu barang pustaka yang kini tengah diusahakan untuk dikembalikan ke nagara Indonesia, yakni Patung Mega Granit. “ Alhamdulillah, Pustaka Ila Ga Ligo milik Bugis telah berhasil di kembalikan,” terang Rey yang juga bintang film kawakan blak-blakan.
Diakuinya, barang sejarah seperti Pusaka dan Pustaka semestinya dipelihara dan dijaga, bukannya kita mencari. Kini kita hanya tinggal memelihara dan menjaganya semua peninggalan sejarawan tempo dulu. BAMBANG FOURISTIAN.-
0 komentar:
Posting Komentar