GARUT/KORAN BOM
BANGUNAN Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sanding 1, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, kondisinya sangat memperihatinkan. Betapa tidak, tempat menimba ilmu itu telah berumur puluhan tahun. Jika diibaratkan lebih mirip sebuah kandang ayam.
Sejak berdiri tahun 1976 silam, sekolah yang memiliki sebanyak 199 siswa itu, saat ini nyaris ditinggalkan para siswanya. Setiap menjelang penerimaan siswa baru (PSB), animo masyarakat untuk menyekolahkan putera-puternya menurun drastis. Alasan mereka, tak nyaman melihat kondisi bangunannya, demikian disampaikan, Kepala Sekolah SDN Sanding 1, Mahpud, S.Ag baru baru ini.
Dikatakannya, sekolah dibawah binaannya itu, dibutuhkan pembenahan tempat melaksanakan Kegiatan Belajara Mengajar (KBM). “ Mana bisa, para siswa belajar dengan tenang jika kondisi bangunannya sudah kayak kandang ayam,” jelasnya.
Pihaknya selama ini terus berusaha melakukan pendekatan dengan para pejabat Dinas Pendidikan agar mendapatkan bantuan. Namun hal itu belum membuahkan hasil. Konon, sekolahnya tak menerima anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Padahal sudah masuk kategori untuk mendapatkan anggaran pusat tersebut.
Sementara menurut keterangan warga setempat, sejak berdiri hingga sekarang, pejabat Disdik belum ada yang menginjakan kaki di SDN Sanding 1. “ Ini kan sangat aneh, kenapa bapak bapak pejabat Disdik tak mau mengunjungi sekolah kebanggaan kami,” ujar warga.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupeten Garut, Dra. H. Elka Nurhakimah, M.Si, saat dihubungi melalui pesawat genggamnya mengatakan, pihaknya akan segera menurunkan tim untuk melihat kondisi bangunan sekolah SDN 1 Sanding.
Dikatakannya, di Garut, jumlah ruang kelas yang kondisinya rusak setiap tahunnya terus meningkat, bahkan mencapai ratusan ruang kelas. Hal itu di lihat dari data yang ada di dinas pendidikan Kab. Garut.
DAK TA 2011 Ditolak
Ditemui terpisah, Euis Komariah, anggota Komisi D DPRD Kabupaten Garut, kepada KORAN BOM mengatakan, pihaknya sepakat menolak anggaran DAK yang bersumber dari bantuan Pemerintah Pusat. Nilainya hampir mencapai Rp. 200 miliar. “ Saat itu saya sendiri yang datang langsung ke Mendiknas,” terangnya.
Anggaran DAK Tahun Anggaran (TA) 2011, baru diterima Pemkab Garut pada bulan September lalu. Artinya, kita dikejar waktu untuk menyelesaikan mulai dari persiapan lelang, pembangunan serta yang lainnya. Jelas limit sisa waktu tersebut tak mungkin bisa terkejar.
Selain itu, DAK TA 2010 pun belum seluruhnya terealisasi. Hingga kini masih tersisa sebesar Rp. 23 miliar. “ Diketahui masih terdapat anggaran DAK yang belum terealisasi, hasil audit kami saat Kadisdik dimintai keterangannya terkait DAK 2010,” ujar Euis.
BAMBANG FOURISTIAN
0 komentar:
Posting Komentar