Yudi Setia Kurniawan
GARUT/KORAN BOM
MOLORNYA pelaksanaan proses
lelang pembangunan Pasar Cibatu, Kabupaten Garut, kini menuai protes dari para
pedagang dan warga setempat. Betapa tidak, tempat transaksi jual beli tersebut
terombang ambing sejak pasca kebakaran sekitar 6 tahun silam, demikian
disampaikan Yudi Setia Kurniawan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) APPSI Kabupaten
Garut.
Menurutnya, pihak
panitia lelang lamban dalam menyikapi pasar Cibatu. Informasi yang diperoleh
dari Dinas terkait, kabarnya Bupati telah mengintruksikan untuk segera
dibuka proses lelang pembangunan pasar Cibatu.
Terkait hal tersebut,
pihaknya menilai pihak panitia kurang profesional dalam menjalankan
tugas. “ Seharusnya, jika alami keterlambatan proses lelang, para panitia memberikan
informasi, untuk menghindari tudingan-tudingan miring dari ratusan pedagang dan
tokoh Kecamatan Cibatu,” ujar Yudi.
Para panitia lelang semestinya
memikirkan kondisi pasar darurat yang kini ditempati para pedagang. Ketika
musim penghujan, lokasi tersebut lebih mirip sebuah kubangan kerbau. Jika kinerja
panitia lelang seperti ini, pihaknya meyakini para pelaku pasar Cibatu apatisme
kepada Pemkab.
“ Sebenarnya siapa yang
membuat trouble maker itu. Masyarakat atau Pemkab Garut? Coba cek lapangan,
menjelang musim penghujan pasar Cibatu sangat memprihatinkan dan arus lalu
lintas saban hari macet,” katanya.
Secara otomatis, jika
proses lelang lambat, pembangunan pasarnya pun terhambat. Akhirnya ratusan
pedagang yang jadi korban. Pihaknya beserta warga setempat akan mempertanyakan apa
yang menjadi kendalanya.
Ditemui KORAN BOM,
beberapa pedagang pasar Cibatu menilai Bupati Garut tak becus menjalankan roda
Pemerintahan dan tak menepati janji politiknya saat kampanye Pilkada yang
menjanjikan akan segera membangun pasar Cibatu. Tapi apa kenyataannya, hingga
memasuki tahun ke-3 pembangunan tersebut hanya baru sebatas wacana saja.
Ngerinya lagi, kini
ditubuh birokratnya itu sendiri Nampak tidak kondusip. Bupati dan wakilnya
saling mencurigai dan tak ada keterbukaan. Akhirnya, Wabup Dicky Chandra lebih
memilih mundur dari jabatannya. Selain itu, Legislatif dan Eksekutif kurang harmonis dalam menjalankan roda
pemerintahan Garut.
Jika sudah demikian,
sebenarnya kota dodol ini mau dibawa kemana. Apa selamanya akan terpuruk dan
merupakan daerah tertinggal di wilayah Provinsi Jawa Barat? Tolong bapak-bapak
pemilik kebijakan agar memperhatikan kami, tandas pedagang pasar Cibatu.-
BAMBANG FOURISTIAN
0 komentar:
Posting Komentar