.

Advertisement (468 x 60px )

Kamis, 05 Januari 2012

Penyakit TB Mendapat Perhatian Serius

Drs. Teddi Iskandar, M.Si


GARUT, KORAN BOM
DALAM rangka TB, TB-HIV dan TB-MDR, Selasa (27/12) lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bekerja sama dengan Bagian Agkesra Setda setempat menyelenggarakan acara Sosialisasi tersebut. Acara  digelar di Resto Bukit Alamanda Jl. Raya Samarang- Garut.
Secara resmi dibuka, Drs. Teddi Iskandar, M.Si, Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Garut, Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Komisi D DPRD, dr. Helmi Budiman, Sekretaris Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Jawa Barat, Ir. Edi Sudomo, unsur RSU, Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia(IBI), Dinas Kesehatan, para Dokter, TP PKK, SKPD terkait, serta unsur Kecamatan.
Menurut Teddi Iskandar, di Indonesia saat ini penyakit TBC sudah mencapai angka 250 juta. 140.000 di antaranya, menyebabkan kematian. Berbagai program telah dilakukan pemerintah untuk mengupayakan pemberantasan penyakit Tuberkolosis. Akan tetapi multi dimensinya penyebab penyakit membuat keberhasilan program pemberantasan penyakit ini seolah-olah stagnan.
Melalui kegiatan sosialisasi tersebut, semua pihak mengetahui berbagai program penanggulangan dan pemberantasan penyakit Tuberkolosis serta menyadari perlunya sinergitas semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk bersama-sama mendukung upaya pemberantasan penyakit.
Ir. Edi Sudomo, Sekretaris PPTI  Jawa Barat, program pemberantasan penyakit Tuberkulosis saat ini mendapatkan kucuran dana Global Fund. Dana yang dikelola PPTI saat ini digunakan untuk program Public Privat Mix, sebuah program yang melibatkan semua sektor untuk secara bersama-sama memberantas TB.
Penyakit TB menurut Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surahman terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penularan penyakit terjadi melalui percikan dahak, setiap satu orang penderita bisa menularkan penyakit ke 10 sampai dengan 15 orang di sekitarnya.
Gejala yang nampak pada penderita berupa batuk selama lebih dari 3 minggu, sesak napas, serta berkeringat di waktu malam. Bagi yang sudah tidak mempan obat dikenal dengan istilah Multi Drug Resistant (TB-MDR). Resistensi obat anti TB (OAT) pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan manusia, sebagai akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak adekuat dan penularan dari pasien kebal OAT.
Penyebabnya karena penatalaksanaan pasien TB tidak sesuai standar International Standards for Tuberculosis Care (ISTC), serta kesalahan pada Program, Petugas Kesehatan, maupun pasien.
BAMBANG FOURISTIAN

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Koran BOM Garut 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Black Burn | Published by OiziQ Cyber