H. Ahmad Bajuri, SE
SENI TRADISIONAL,
merupakan unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu
kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional ialah aksi dan tingkah laku yang
keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Lalu, tradisi
adalah bagian dari tradisional yang tak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Semua itu, bisa
musnah tergerus/terseret perkembangan jaman akibat ketidamauan atau pedulinya
masyarakat untuk mengikuti serta melestarikan (ngamumule-red) tradisi warisan
buhun tersebut
Parahnya lagi,
pihak pemerintah tak mau peduli akan keberadaan kesenian tradisional. Padahal,
seni warisan orang terdahulu itu sangat berjasa dalam berbagai bidang. Salah
satunya, menjadi alat penyebar ajaran agama Islam di negara Republik ini.
Namun tidak bagi Pemerintahan
Kecamatan Malangbong. Terbukti dalam rangkaian kegiatan hari jadi Kabupaten
Garut ke-199, yang dilaksanakan Jum’at-Minggu (27-29/4) lalu, gelar seni sunda buhun
dan bernuansa Islami. Diantaranya, upacara adat, kawih sunda, pencak silat,
singa depok, debus, calung, reog badeng dan seni jaipongan.
Hal tersebut disampaikan Rena
Sudrajat, Camat setempat. Menurutnya, acara pagelaran seni tradisional Sunda bertujuan
agar seluruh masyarakat tidak melupakan budaya yang kini tengah mengalami masa
transisi. Antusias warga-pun menyambut positif acara pagelaran budaya sunda dan
mendapat dukungan penuh dari seluruh Kepala Desa yang tersebar di Malangbong.
Dikatakan Camat Rena, untuk mengembalikan
citera seni budaya sunda tentu saja tak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) berupa alokasi anggaran. Di wilayahnya, telah tersedia sebuah bangunan
dan alat-alat seni penunjangnya.
Pihak Dinas Pariwisata dan Budaya
(Disparbud) hanya tinggal melakukan penyempurnaan sarana dan prasarana untuk
keperluan seni sunda. “ Kami bersyukur, pagelaran seni budaya mendapat respon positif
dari semua pihak,” ujar Camat Malangbong menambahkan, diakhir rangkaian
kegiatan, digelar acara siraman rohani (tablig akbar) menampilkan ulama kondang
KH. Jujun.
Agar seni buhun tetap melekat dan
mengakar dihati seluruh masyarakat, pihaknya berencana tahun depan
menyelenggarakan se-wilayah Garut Utara. “ Insya Allah, untuk tahun depan kami
akan mengelar acara budaya tradisional se Garut Utara,” tandas Camat Malangbong
terang-terangan.
Sementara Ketua DPRD
Garut, H. Ahmad Bajuri, SE, mengatakan, terkadang masyarakat banyak salah
menfsirkan tentang “
Budaya.” Mereka
berasumsi seni dan menganggap hal yang berbau mistik. Padahal sebenarnya,
kebiasaan atau adat suatu daerah, agar menjadi kebudayaan. Selain itu,
evaluasi/intropeksi agar potensi diri sendiri bisa
tergali
Manajemen budaya
pengelolaan waktunya-pun, kerap terlupakan. Artinya, kebanyakan masyarakat
hanya memikirkan keberhasilan serta potensi orang lain saja. Dari
24 jam, berapa jam kita memikirkan potensi diri sendiri? Kata Bajuri.
Melalui hal tersebut,
kita dapat mengukur kemampuan/potensi diri agar bisa maju. Lingkungan merupakan
salah satu faktor penunjangnya dengan bersilaturahmi untuk bertukar pendapat. BANG F
0 komentar:
Posting Komentar